Mazmur 37:22 - 24
Sesungguhnya, orang-orang yang diberkati-Nya akan mewarisi negeri, tetapi orang-orang yang dikutuki-Nya akan dilenyapkan.
TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.
Penulisan kitab Mazmur ini adalah suatu hal yang unik dalam perjanjian lama. Bukan hanya keindahan dari literaturnya, tetapi juga pesan-pesan Tuhan lewat pewahyuan yang dibuat begitu rupa dan bisa diwahyukan oleh penulisnya dengan bahasa-bahasa nyanyian. Walaupaun tidak tampak bagaimana lagu dari ayat-ayat ini, tetapi kita dapat melihat teks aslinya yaitu dari keindahan literaturnya. Ada kode-kode khusus dalam bahasa Ibrani yang hanya jadi milik dari kitab Mazmur dan tidak diulangi di kitab-kitab yang lain.
Orang Ibrani menandakan kata
itu dengan tanda ketip dan sere artinya yang menunjukan bahwa suatu
pewahyuan itu diucapkan dengan nafas tertentu, yaitu dengan nafas
panjang atau pendek dan harus diucapkan dengan kekuatan nada suara, hal
ini terdapat hanya dalam kitab Mazmur saja. Mengapa demikian? Karena
Mazmur itu sebetulnya adalah nafas. Maka kitab Mazmur dengan filosifinya
ini sudah memberikan kita satu pengertian bahwa Allah itu selalu
memberi Firman seperti nafas yang akan kita habiskan dalam jangka waktu
tertentu.
Jika ada pesan-pesan dalam kitab Mazmur yang
berhubungan dengan hukuman atau berkat, itu semua harus menjadi makanan
bagi orang Ibrani dan bagi orang percaya, maka apa yang Tuhan Firmankan
supaya benar-benar mendatangkan pengertian, bahwa Allah itu adalah Oknum
yang dapat membuat sesuatu dengan perubahan-perubahan yang cepat sesuai
dengan kehendakNYA. Meskipun ada bahasa teologia berkata bahwa Allah
itu telah menyerahkan segala sesuatu terjadi sesuai dengan alur
ciptaan-NYA sendiri, tetapi harus kita akui bahwa ada kehendak Allah
yang sifatnya mendadak dan itu menunjukkan bahwa Allah yang dapat
melakukannya. Jika Dia melakukanya dengan tiba-tiba, maka tidak ada
orang yang dapat membantahnya sebab Dia adalah Allah penguasa yang
memiliki semuanya bahkan bumi itu disebut dengan tumpuan khaki-NYA.
Ketika ditulis Mazmur 37:23 “ Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya”.
Ini bukanlah suatu nyanyian yang sepele. Tema-tema ini sebetulnya di
dalam kitab-kitab lain sudah dibahas bahkan sudah dibuktikan oleh
beberapa tokoh-tokoh iman, kitab Mazmur ditulis lebih muda usianya dari
tokoh-tokoh Alkitab yang kita kenal seperti Abraham, Yakub, Musa, Yosua
dan Samuel. Jadi tema ini sebenarnya hanya sebagai ulangan atau
pembahasan. Mazmur 37 ini sebenarnya adalah Mazmur yang
dibagi menjadi lima bagian yang menunjukan bahwa Allah sedang
menunjukan, mempersiapkan, merancangkan dan Allah menggenapkanya menjadi
bagian kitab Mazmur.
Jika Allah berkata: ”bahwa Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-NYA”.
Itu tentu ada sesuatu yang terjadi sebelumya, harus ada hal yang
mendahuluinya dan memang ayat ini ditempatkan di belakang, jadi kita
harus bisa melihat keseluruhan pasal ke 37 ini untuk menemukan apa
sesungguhnya maksud Tuhan dengan berkata “ Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNYA”.
Apa tujuan Allah melakukan ini, sementara di dalam kitab Kejadian
sendiri apa yang Allah buat bagi manusia itu semuanya sudah final dan
bahwa manusia itu dilengkapi dengan kemampuan-kemampuan untuk survive
atau memilih, bahkan diberi hikmat untuk memperhitungkan konsekuensinya.
Tetapi mengapa ayat ini memberikan kita satu tema seolah-olah ada yang
kurang di dalam pekerjaan Allah itu, kita tahu bahwa Allah melakukan
segala pekerjaan-NYA itu dengan sempurna tidak setengah-setengah.
Mazmur 37:1-11
tema yang diangkat adalah: KEMARAHAN dan kata marah dalam teks ini
tidak menunjukan kemarahan yang biasa. Apakah marah itu dilarang?
Sehingga Alkitab perlu menuliskan dengan kata” jangan marah” sebab Yesus pun pernah marah dan ekspresi kemarahan yang ditunjukan Yesus itu boleh dikatakan merusak. Matius 21: 12-17,
Yesus membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang
merpati, tetapi mengapa Yesus bisa melakukanya, dan seolah-olah kita
memperbolehkan. Alkitab melarang kita jangan marah. Apakah marah itu
tidak boleh atau berdosa? Yesus marah tidak ada kebencian di dalam
diri-NYA justru kemarahan Yesus adalah kemarahan kasih sayang, sehingga
jika Dia merusak sesuatu Dia tidak akan melukai hati orang. Dia mungkin
kelihatan merusak, tetapi justru ke Mahakuasaan Allah dalam kemarahan
Yesus itu menghadirkan pertobatan di dalam hati manusia. Kemarahan itu
dapat menimbulkan dosa bagi manusia. Mulut kita bisa saja kelihatan
berhenti marah, tetapi belum tentu hati kita bisa menerima.
Dalam bahasa Ibrani marah itu artinya: jangan mau
dibakar api kecemburuan. Kecemburuaan itu tidak selamanya berpihak
kepada hal yang negatif atau merencanakan hal-hal yang jahat, dan
kecemburuan itu tidak harus menghadirkan satu perencanaan jahat untuk
membalas, tetapi dalam kitab Ulangan 7 mengenai Allah
yang cemburu. Allah yang cemburu dengan sungguh-sungguh cemburu, dengan
cemburu yang takut kehilangan orang-orang yang dikasihi-NYA. Allah tidak
rela kehilangan orang-orang yang sudah dibentuk-NYA sebagai maha karya
indah-NYA,dan Allah tidak rela di mana manusia yang sudah diciptakan-NYA
untuk menjadi kekaguman bagi diri-NYA sendiri itu harus dirampas oleh
setan. Jadi kecemburuan itu berusaha untuk merebut manusia kembali ke
pangkuan Tuhan. Allah adalah Allah yang cemburu dan api yang
menghanguskan karena bagi Tuhan, prinsip-NYA lebih baik kehilangan kita
sama sekali dari pada terebut oleh kuasa iblis. Jadi kecemburuan itu
tidak selalu menuju yang negatif. Apakah kita bisa memisahkan faktor
kebencian itu di dalam hidup kita? Di dalam perjanjian baru pemakaian
yang sangat dikenal adalah dalam Yohanes 2: 17, ayat ini bukan Yesus
yang mengatakannya, tetapi murid-murid yang memberi label ini kepada
Yesus oleh karena reaksi kemarahan Yesus yang pertama.
Yesus marah ingin merebut kembali bait Allah itu
dengan fungsinya dikembalikan bahwa Bait Allah itu bukan untuk tempat
jual beli, tetapi untuk berdoa dan tidak boleh membawa
kepentingan-kepentingan yang lain. Dan kata cinta untuk rumah-MU
menghanguskan AKU ini adalah perkataan Daud, tetapi mengapa Firman yang
Daud ucapkan itu dilabelkan kepada Yesus? Sebab apa yang diucapkan Daud
itu ternyata adalah bahasa pewahyuan langsung yang Daud ucapkan ketika
ia memuji Tuhan, dan Allah menaruh di mulutnya satu nyanyian yang baru
itu sehingga muncullah perkataan ini. Yesus telah memperlihatkan satu
reaksi untuk merebut kembali barang kesayangan-NYA itu pantas untuk
dilabeli dengan kata cinta terhadap rumah-MU menghanguskan AKU, yang
menyatakan bahwa Yesus sangat mencintai milik-NYA dan kecemburuan yang
seperti inilah yang dinyatakan benar. Tuhan memberi kita jalan keluar
agar jangan marah dan iri hati kepada orang fasik yang kelihatannya
lebih diberkati dari hidup orang percaya Mazmur 37:3-7.
Kita harus bisa menyerahkan kebencian kita kepada
Tuhan, sebab kebencian itulah yang menjadi penghalang kita untuk masuk
dalam hadirat Tuhan dan kebencian itu adalah suatu penolakan. Mazmur 37: 12-20.
Tuhan mempersiapkan orang percaya untuk memberikan pertolongan kepada
mereka, dengan cara membuat suatu perbandingan terhadap hidup orang
fasik. Dan tema dari ayat 12-20 adalah dalam ayat 13 “ Tuhan mentertawakan orang fasik itu, sebab Ia melihat bahwa harinya sudah dekat “.
Mazmur 37:22 “ Sesungguhnya, orang-orang yang di berkati-NYA akan mewarisi negeri, tetapi orang-orang yang dikutuki-NYA akan dilenyapkan”
Artinya : Tuhan akan membuat kita terhibur karena perbuatan orang
fasik, karena kita akan diberkati lewat kekayaan mereka juga dan Allah
akan membuat mereka benar-benar kehilangan sesuatu karena Allah telah
mengirimkannya kepada orang percaya. Allah akan membuat hidup manusia
berkemenangan dengan penggenapan janji-janji-NYA yang pasti. Janganlah
pernah ragu akan kemahakuasaan Tuhan yang sanggup untuk menolong kita
setiap saat. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.