1 Korintus 6:17 -20
Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Saudara perlu kita sadari bahwa tubuh kita adalah bait Allah dan Roh
Kudus ada dalam diri kita. Dan bukan hanya itu saja, harus kita sadari
pula bahwa kita telah dibeli dan harganya lunas dibayar. Jadi kita tidak
berhak melakukan segala sesuatu menurut kemauan diri sendiri melain
kita harus menjalankan kehidupan kita atas pimpinan Roh Kudus.
Bahkan tidak ada seorangpun dapat mengaku Yesus adalah Tuhan kalau
tidak dibantu oleh Roh Kudus. Kalau Roh Kudus sudah ada dalam kita maka
kita akan menjabarkan atau mengeluarkan wajah Kristus tampak dalam
kehidupan kita sehari-hari, karena dengan demikian maka saudara disebut
Kristen. Ketika Roh Kudus ada dalam diri kita maka terjadi kelahiran
baru, yang lama sudah berlalu dan yang lalu sudah ada. Kehidupan Kristus
adalah hidupan kita. Maka saat kita percaya Yesus dan dibaptiskan
biarlah senantiasa memuliakan Tuhan. Memang dalam diri kita banyak
kelemahan tetapi Tuhan akan menyempurnakan. Untuk mencapai kesempurnaan
memang harus melalui beberapa tahapan, dan semuanya itu harus dalam
pimpinan Roh Kudus.
Di dalam gereja kita terdapat beberapa dimensi, diantaranya :
1. Bait Allah ( I Korintus 3 : 16 - 17 )
Langkah awal menjadi bait Allah ketika seseorang bertobat,
dibaptiskan telah masuk dalam dimensi yang pertama yaitu menjadi bait
Roh Kudus. Dan sejak Roh Kudus ada dalam diri kita, maka tubuh kita
menjadi bait Allah. Tuhan pernah bertanya kepada saya, kataNya : “where
my address ?” saya jawab : ”Tuhan itu ada di sebelah kanan Allah Bapa,”
tetapi Dia diam saja. Dan suatu saat Dia berkata : ”aku di dalam kamu,”
saat itu saya shock dan dipenuhi Roh Kudus. Sejak itu saya berdoa untuk
anak saya yang cacat selama 6 tahun. Roh Kudus ada di dalam saya,
pikiran Tuhan ada di dalam saya. Lalu saya menggunakan pikiran, perasaan
dan kehendakNya. Anak yang 6 tahun itu saya ucapkan : ”jalan,” dan
dalam waktu 3 bulan anak saya mulai berjalan, selanjutnya saya ucapkan:
“bicara,” lalu dalam waktu 6 bulan dia mulai bisa bicara, namun tidak
cukup sampai disitu, karena saya berdoa terus sehingga saat ini anak
saya menjadi sempurna. Oleh karena itu apabila Roh Kudus ada di dalam
saudara, maka apa yang kau pikirkan dan bayangkan akan terjadi karena
Roh Kudus. Penyertaan Tuhan dijamin oleh Roh Kudus yang mencengkeram
kita semua. Meskipun ada berbeda-beda berkat yang kita terima tetapi
kita semua sudah selamat di dalam Tuhan Yesus.
2. Domba ( Mazmur 23 : 1 - 6 )
Yang menulis Mazmur 23 ini adalah Daud sendiri. Saudara harus
tahu bahwa Daud mengalami berbagai persoalan, tetapi Daud tetap cinta
Tuhan, bahkan sampai disebutkan Yesus anak Daud. Dia juga berkata
tentang kunci Daud. Bahkan di kitab Wahyu juga disebut bahwa Daud dipuji
Tuhan walau Daud banyak kesalahan, walaupun demikian dia punya hati
yang selalu mengandalkan Tuhan. Setiap menghadapi permasalahan dia
bertobat, dan Tuhan memberikan kasih karunia. “Siapa yang percaya bahwa
Dia gembala yang baik ?” pengakuan saudara dihormati Tuhan. Daud tahu
persis bahwa perlindungan, pimpinan, pemeliharaan Allah sungguh luar
biasa. Hal ini tidak hanya berlaku bagi Daud saja tetapi bagi mereka
yang hidupnya mengandalkan Tuhan. Dan hidup mengandalkan Tuhan bukan
saja dalam menghadapi pergumulan tetapi dalam keadaan diberkatipun kita
harus mengandalkan Tuhan. Sebab Dia adalah sumber kehidupan kita.
3. Anak ( Roma 8 : 16 - 17 )
Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa kalau kita anak maka kita
adalah ahli waris, tetapi ada kata-kata : “kalau kita menderita bersama
Dia,” maksudnya yaitu kedagingan kita harus dimatikan. Kalau daging
dimatikan maka roh itu muncul. Dalam hal ini berlaku baik orang miskin
atau diberkati bahkan kaya rayapun daging ini harus dimatikan, karena
dengan demikian maka orang itu bisa menerima dan menanam, karena mereka
adalah ahli waris dari Tuhan. Ada kisah anak sulung dan anak bungsu.
Anak bungsu terhilang sehingga ayahnya mengharapkan dia kembali, dan
anak tersebut akhirnya kembali setelah mengalami kelaparan dan kesusahan
yang luar biasa. Ketika anak bungsu itu kembali, ayahnya tidak
membuangnya tetapi ayahnya menerima kembali. Ayahnya berikan cincin
baru, jubah baru, dan kasut yang baru. Bapaknya telah mengharapkan anak
itu kembali, tetapi setelah anak bungsu kembali justru anak sulung tidak
bisa terima sehingga anak sulung tidak mau masuk dalam pesta kesukaan,
ia menolak. Anak sulung tidak ada pengharapan. Demikian dengan kehidupan
kita yang penuh dengan kesalahan, tetapi kalau kita mau bertobat maka
Bapa kita akan memberikan “cincin yang baru, jubah yang baru dan kasut
yang baru pula”. Kalau anak menyerang bapak itu memang ada, apalagi
bapaknya membagi waris itu tidak sama maka anaknya bisa menyerang
bapaknya. Tetapi seorang bapak tidak ada yang menyerang anaknya sendiri,
demikian Tuhan tetap mengasihi kita sebagai anak-anakNya dan memberikan
hak warisNya bagi mereka yang mau bertobat.
4. Tunangan ( II Korintus 11 : 1 - 2 )
Saya boleh menjadi sahabat yang mempertunangkan gereja ini pada
Tuhan sebagai perawan yang suci. Saya pernah didoakan oleh Suzette
Hattingh, lalu saya jatuh, dalam roh saya melihat sesuatu, tetapi tidak
bisa dijelaskan. Tetapi saya melihat diri saya seperti wanita yang
dikasihi tunangan. Tuhan itu sangat mengasihi kita seperti tunangan. Dan
kasihnya tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan apapun karena kasihNya
sungguh murni. Tidak ada kasih seperti kasihNya yang diberikan kepada
mereka yang mengasihi Dia. Tuhan senantiasa rindu untuk melimpahkan
kasihNya kepada kita semua yang merindukan Dia.
5. Mempelai ( Efesus 5 : 32 )
Pada akhirnya kita akan menjadi mempelai wanita dan Kristus
sebagai mempelai pria maksudnya adalah hubungan Kristus dengan jemaat.
Dengan demikian apa yang tidak pernah kita lihat, tidak pernah kita
dengar bahkan tidak pernah timbul dalam hati kita sudah disediakan bagi
kita yang terus tetap setia sampai kedatanganNya kedua kali, Amin.