Minggu, 05 April 2015

Mencariku, Engkau Allah…

Mazmur 70:5 
Biarlah bergirang dan bersukacita karena Engkau semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu selalu berkata: "Allah itu besar!"
 
Apakah sukacita kita yang paling besar bagi kita !?
Bagian manakah yang paling membuat kita bergirang – kata yang kelihatannya hanya dimengerti oleh kanak-kanak ini.
Seorang anak dapat dikatakan mudah untuk bersukacita, tak susah membuat dia begitu bergirang: karena mendapat hadiah, mendapat pujian atau gembira saat bermain. Tetapi bagi orang dewasa?

Kelihatannya kata itu begitu suram.
Dimana kegirangan didapat? Apa yang bisa menjadi kegirangan lagi bagi kita saat persoalan kelihatannya datang bertubi-tubi. Problem ditambah pekerjaan yang tampak tak habis-habisnya.

Orang percaya mengatakan kegiranganku, sukacitaku adalah berada di rumah-Mu yang kudus. 

Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik. (Mazmur 84:11).

Apakah maksudnya kebaikan seperti itu?
Sukacita apa yang membuat lebih baik disitu meski hanya sebentar saja!?

Tentu karena sukacita dan damai yang kita temui di sana.
Kehangatan cinta kasih Tuhan yang selalu mengingatkan kita betapa Tuhan tidak pernah tertidur memperhatikan anak-anak-Nya yang harus hidup di dunia yang penuh penderitaan dan getir ini.

Jumat, 03 April 2015

Hiduplah di dalam Kasih

Efesus 5:1 - 2

Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

Sering kali kita mendengar kata KASIH, baik dirumah, di Gereja ataupun saat kita sedang berada di Jalan.Tetapi sudahkah kita hari ini kita melakukan KASIH tersebut ? 

Baik terhadap kerabat, teman, sahabat atau terhadap orang yang membenci kita sekalipun.

KASIH merupakan sebuah pilihan dalan hidup kita, kapan kita bisa berbuat kasih dan di berikan kepada siapa kasih itu.
Nyatakalah Kasih kita buakan hanya dengan kata-kata Indah, tetapi Nyatakanlah Kasih dengan perbuatan nyata kepada orang lain.
Kasih Yang baik bukan hanya terjadi pada hari-hari tertentu saja, Kasih itu berputar, saat ini kita berbuat kasih kepada orang lain suatu saat Kasih itu akan datang kepada kita.
dan mungkin juga bukan kita yang menikmati hasil panenannya, tetapi anak-anak kita dan keluarga kita sendiri.
Saat kita sedang berbuat Kasih kepada yang lain sebenarnya kita sedang menanam bibit yang baik dalam kehidupan kita, yang suatu saat kita pasti akan menikmati hasilnya,

Kamis, 02 April 2015

Roh Yang Membangkitkan

2 Timotius 1:7 - 9

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.
Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman

Manusia telah kehilangan kuasa karena Tuhan melucuti kuasa yang pernah Allah berikan kepada Adam dan Hawa. Hal ini terjadi karena Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. “Pakaian Ilahi” untuk menguasai dunia  dan alam semesta dilucuti Allah sehingga mereka kedapatan telanjang. Ini tanda bahwa Adam dan Hawa tidak ada ‘power’ lagi. Padahal Tuhan memberikan kuasa kepada Adam dan Hawa untuk hidup kekal selamanya di dalam Taman Eden. Maut menjadi sesuatu hal yang menakutkan bagi Adam dan Hawa. Nafkah dari hari ke hari untuk menghidupi, menjadi suatu ketakutan. Bahkan, transisi dari dosa kepada maut di dahului oleh sakit penyakit.

Saat ini, orang mulai takut karena ketelanjangan/dilucuti Allah. Sesuatu yang ilahi itu hilang dan manusia menjadi takut. Tetapi syukur bagi kita, kuasa yang pernah dilucuti dikembalikan oleh penebusan darah Yesus Kristus di kayu salib. Kuasa Roh Kudus yang ada di dalam diri kita, kuasa-Nya tidak terbatas.
Sesuatu yang ilahi sudah ada dalam kita. Tetapi seringkali Roh Allah ini tidak berfungsi karena kita takut. Kalau kita dalam ketakutan, maka itu merupakan lubang bagi iblis untuk masuk dalam hidup kita. Ayub 3:25-26 berkata, “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." Ayub takut anak-anaknya berbuat dosa sehingga malapetaka menimpa mereka. Walaupun Ayub sempat berdoa, tetapi ketakutan menjadi lubang sehingga anak-anaknya mengalami apa yang ditakutkan tersebut. Demikian juga dengan kekayaan dan harta bendanya. Tuhan tidak memberikan kepada kita roh ketakutan, tetapi Roh Kebangkitkan, Roh Kuasa/Kekuatan, dan Roh Kasih dan Roh Ketertiban.

Mari kita perhatikan satu demi satu kemampuan Roh yang ada dalam kita :

Pertama, Roh Kebangkitan. (Revive)

Saat ini banyak gereja/orang Kristen dan  hamba-hamba Tuhan yang masih hidup dalam ketakutan. Tetapi  oleh karena Tuhan melengkapi dengan Roh Kebangkitan, maka kita bukan menerima karya si iblis, tetapi justru ada kekuatan dari Tuhan. Justru pada waktu dunia tidak ada berkat, di dalam gereja ada kebangkitan sehingga berkat tercurah. Saat kita mengalami tekanan ekonomi, sakit-penyakit, dan tekanan dunia ini, Tuhan menghendaki untuk tidak takut, karena “Roh yang ada dalam diri kita lebih besar dari roh yang ada dalam dunia ini.” (1 Yohanes 4:4). Roh Allah yang membangkitkan sanggup mengubah yang mustahil menjadi tidak mustahil. Jangan beri kesempatan iblis untuk masuk dalam hidup kita. Roh Allah yang akan membuat kita bebas dan mengalami kemenangan. Untuk itu, hormati Roh Allah yang ada di dalam diri kita. Biarkan kuasa kebangkitan ini muncul dalam hidup kita, bahkan untuk gereja Tuhan. Waktunya pekerjaan Roh Allah terjadi dalam diri kita dan gereja Tuhan.
Roh Kebangkitan sifatnya kekal, yaitu berkarya terus-menerus dalam hidup kita. Kalaupun suatu hari, tubuh ini rusak dan mati, Ia akan membangkitkan kita (1 Tesalonika 4:16-17). Biarlah hidup orang Kristen ini ‘revive,” Roh Allah mengalir keluar dan menjadikan kita segar, dan membuat semua menjadi “hidup” kembali.

Kedua, Roh Kekuatan/Kuasa

1. Kekuatan Bertahan.
2 Korintus 4:7-10 berkata, “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami.” Dunia menjepit kita agar kita menjadi takut. Tetapi kalau Roh Kudus ada di dalam diri kita, selalu ada jalan keluar dan tidak menjadi putus asa.
Dalam Ulangan 20:1-4 Tuhan mengingatkan bangsa Israel pada waktu keluar dari Mesir, dengan kuasa Allah. Dengan Kuasa Allah bangsa Israel keluar dari Mesir. Si iblis melalui Firaun tetap memburu orang Israel. Tetapi Firaun dan pasukannya dapat dimusnahkan dengan mukjizat Tuhan dan bangsa Israel dapat menyeberang Laut Kolsom dengan selamat. Ini merupakan kemampuan kuasa Roh Kudus yang selalu ada jalan keluarnya, sekalipun di depannya adalah jalan mati.

2. Kekuatan Aktif.
Dalam 1 Korintus 12:7-11 memberikan kepada kita pengertian bahwa Roh Kudus yang ada dalam diri kita bersifat aktif. Roh Kudus ini berfungsi dengan luar biasa. Kuasa itu membuat kita berhikmat dan berpengetahuan. Dia juga memberi iman, menyembuhkan, dan mengadakan mukjizat. Kuasa ini juga bersifat kekal.

Ketiga, Roh Kasih

1 Yohanes 4:18-19 berkata, “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita“ Orang takut karena tidak ada kasih. Saat ada pertentangan kita kehilangan kasih, pasti mengalami ketakutan. Orang di dalam kasih tidak ada saling curiga. Demikian juga dengan suami istri, kalau mengasihi dengan sungguh-sungguh, maka tidak akan ada ketakutan. Kalau Roh Kudus bekerja dalam diri seseorang, maka orang itu akan dirubah total oleh Tuhan. Roh Allah memang mempersatukan setiap orang. Kasih ini bersifat eternal/kekal. Sifat yang kekal ini membuat kita hidup kekal selama-lamanya.

Keempat, Roh Ketertiban

Roh Allah yang ada di dalam diri kita membuat kita tertib. Semua naluri kita ingin tertib karena Roh Allah. Kalau kita tidak tertib, membuat kita menjadi gelisah dan takut. Siapa yang dapat membuat seseorang menjadi tertib? Hanya Roh Allah-lah yang dapat membuat orang itu tertib.
Kemurahan yang Tuhan berikan kepada kita sangat luar biasa. Kita serahkan diri kepada Roh Allah dan jangan takut lagi. Amin

Rabu, 01 April 2015

TUHAN yang menguji hati.

Amsal 21:2 - 3
Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati.
Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban.

Segala sesuatu ada di tangan Tuhan
Bagi banyak orang, manusia adalah satu-satunya yang menentukan masa depan dan langkah hidupnya sendiri. Bagi banyak orang, segala sesuatu adalah murni rasionalisme dan kehidupan lebih merupakan sebuah kalkulator. Peroleh datanya, buat perhitungannya, dan dapatkan hasilnya. Jelas sekali, cara pandang hidup mekanistik seperti ini mengabaikan Sang Pencipta, mengabaikan Dia yang selalu menjadi penentu akhir segala sesuatu. Sebagaimana Ayub katakan:

Ayub 23:13
“Tetapi Ia tidak pernah berubah--siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga.”

Dan sebagaimana Amsal katakan:

Amsal 21:2
“Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.”

Amsal 16:1
“Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN.”

Amsal 16:2
“Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.”

Amsal 19:21
“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.”

Amsal 16:9
“Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.”

Terkadang banyak jalan yang terbuka di hadapan kita. Banyak pertanyaan dan pertimbangan yang mungkin kita miliki. Tetapi, apa yang Firman Allah katakan? Firman Allah berkata bahwa sekalipun ada banyak pertanyaan, Dia tahu bagaimana memimpin hidup kita. Lima kali dalam ayat-ayat Amsal di atas, kita membaca bahwa meskipun manusia memiliki berbagai rancangan dan pemikiran yang seakan benar di matanya, pada akhirnya kehendak Tuhanlah yang akan terlaksana. Allahlah yang menuntun langkah hidup kita dan yang menguji hati kita. 

Sebagaimana dikatakan oleh Yeremia:

Yeremia 10:23
“Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”

Mungkin Anda berpikir mengapa sesuatu terjadi seperti ini dan bukan seperti itu. Anda mungkin menyalahkan diri Anda sendiri, merasa bahwa Anda tidak melakukan yang terbaik tentang sesuatu hal. Tetapi, kita tidak boleh berlaku seperti ini. Sang Kapten Kehidupan, Dia yang kepada-Nya Anda telah memercayakan hidup Anda, memiliki perkataan dan kehendak. 

Sebagaimana dikatakan dalam Amsal 24:12:

Amsal 24:12
“Kalau engkau berkata: "Sungguh, kami tidak tahu hal itu!" Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya? Apakah Dia yang menjaga jiwamu tidak mengetahuinya, dan membalas manusia menurut perbuatannya?”

Tuhan menjaga jiwa kita dan menguji hati kita. Kita mungkin saja tidak tahu tentang sesuatu, tetapi Dia mengetahuinya. Allah mengetahui segala sesuatu yang mungkin telah menyedihkan atau melukai hati kita. Daripada menyalahkan diri sendiri atas keputusan-keputusan yang telah kita ambil di masa lalu atau merasa tertekan dengan keputusan-keputusan yang harus kita ambil di masa depan, marilah kita membuka hati kita kepada Tuhan, memercayakan hidup kita kepada-Nya, karena Dia tahu bagaimana menuntun hidup kita. Mari kita melihat sebuah contoh dalam Kisah Para Rasul 16. Paulus tidak menerima penyataan dari Tuhan dari sejak awal perjalanannya tentang ke mana ia harus pergi serta memberitakan Firman Tuhan. Namun, tidak berarti ia diam saja di suatu tempat sambil menunggu datangnya penyataan dari Allah. 

Sebaliknya, ia memilih untuk pergi ke Misia. Namun Tuhan mencegahnya. Kemudian ia mencoba pergi ke Galatia, tetapi sekali lagi Tuhan mencegah Paulus untuk pergi ke sana. Akhirnya, ia tiba di Troas dan di sanalah Tuhan menunjukkan kepadanya sebuah penglihatan yang menyuruhnya untuk pergi dan memberitakan Firman Allah di Makedonia. Paulus tidak tinggal di rumahnya sambil menunggu jawaban ya atau tidak dari Tuhan. 

Dia juga tidak menyalahkan dirinya sendiri karena pilihannya untuk pergi ke Misia dan Galatia tidak berhasil. Ia mengambil keputusan untuk pergi ke sana. Ia mengetok pintu dengan hati yang jujur dan membiarkan Tuhan untuk membukakan atau menutup pintu yang ia ketok itu. Seringkali kita mendapati diri kita berada di persimpangan jalan di mana kita harus mengambil sebuah keputusan. Marilah kita mengambil keputusan disertai doa dan hati yang murni, serta membiarkan Tuhan untuk memimpin langkah-langkah hidup kita. Yang paling penting bukan kemampuan kita untuk mengambil keputusan atau menerima penyataan. Yang paling penting adalah kita sepenuhnya memercayai Tuhan dan Ia yang akan memimpin hidup kita. 

Inilah yang dikatakan oleh Daud:

Mazmur 37:3-7
“Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia;”

Mari kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dan Dia akan bertindak. Mari kita berdiam diri di hadapan Tuhan dan menantikan Dia. 

Sebagaimana dikatakan dalam Roma 8:28:
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” 

Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. DALAM SEGALA SESUATU! Dalam segala sesuatu yang kita anggap baik, juga dalam segala sesuatu yang kita anggap menyakitkan. Oleh karena itu, janganlah kita berkecil hati atau kehilangan keberanian kita. Sebaliknya, biarlah kita memercayai Tuhan karena Dia tahu bagaimana memimpin hidup kita. 

Amsal 3:5-6
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”

Selasa, 31 Maret 2015

Janganlah memuji diri.

Amsal 27:1 -2 
Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu. Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri.

Tahukah Anda istilah Self-esteem atau sikap yang menghargai diri sendiri, memandang diri kita berharga dan memiliki keistimewaan. Namun demikian Self-esteem yang berlebihan menyebabkan seseorang menjadi pribadi yang sombong dan meremehkan orang lain. Salah satu ciri dari Self-esteem adalah kebiasaan memuji diri atas prestasi, karakter, kondisi fisik dan kebaikan yang pernah dilakukan secara berlebihan tanpa ada perasaan risih dan rasa malu.

Amsal dengan jelas mengatakan “Janganlah memuji diri karena esok hari… Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kau kenal dan bukan bibirmu sendiri.” (ayat 1-2). 

Raja Salomo memberikan peringatan agar kita tidak memuji diri sendiri, tetapi biarlah orang lain. Di sisi lain untuk membangun keberanian dan rasa percaya diri dibutuhkan self-esteem atau sikap menghargai diri sendiri. Namun penting untuk di waspadai ialah kebiasaan memuji diri sendiri menyebabkan seseorang menjadi sombong dan mulai meremehkan orang lain. Merasa diri hebat padahal tidak ada apa-apanya dan kerapkali berakhir dengan kehancuran. 

Orang yang suka memuji diri sebenarnya menyimpan perasaan untuk mencari dan mendapat pengakuan. Padahal pengakuan itu akan datang dengan sendirinya ketika kita melakukan segala sesuatu dengan tulus dan kerja keras. Ketahuilah Tuhan tidak pernah menahan apa pun yang patut kita terima. Karena itu perlunya penguasaan diri dalam segala sesuatu.,
Sahabat Gandoem Mas, memang kita perlu memiliki sikap menghargai diri sendiri, tetapi janganlah lantas memuji diri sendiri dengan berlebihan. Tahukah Anda betapa kejinya kesombongan dikarenakan kebiasaan memuji diri sendiri. Renungkanlah.
JIKA ANDA INGIN ORANG LAIN YANG MEMUJI ANDA MAKA JANGAN PERNAH MEMUJI DIRI ANDA SENDIRI

Senin, 30 Maret 2015

Harta Yang Indah

2 Timotius 1:13 - 14
Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

Seorang gadis yang baru saja bertobat secara sungguh-sungguh meninggalkan kekasihnya yang tidak seiman. Kasus seperti bisa jadi amat langka. Mengapa? Karena jarang orang yang mau meninggalkan kekasih yang dicintai dan berpaling hanya untuk ikut Yesus, benar nggak?

Kita perlu memberikan aplaus untuk gadis ini, karena dia sudah tahu bahwa di dalam firman Allah tertulis, ”Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap” (2 Korintus 6:14)?

Ketika gadis ini telah menyadari bahwa di dalam Firman Allah tertulis ayat ini, ia tidak buang waktu untuk mengatakan pada kekasihnya, sekalipun kekasihnya tidak menerima pernyataannya. Ia sudah berkeputusan bulat dan pendiriannya sangat teguh. Apakah gadis itu sudah tidak mencintainya? Oh tidak, ia sangat mencintai kekasihnya, bahkan mungkin ia adalah cinta pertamanya. Tapi ia sanggup mengabaikan perasaannya, pikirannya, dan semua hal tentang cintanya, ia lebih mau memelihara hatinya!

Adakah hari ini Anda memiliki hal yang sama dengan gadis ini? Beranikah Anda mengambil keputusan yang berani seperti ini? Atau Anda akan berkata, “Aku tidak mau melepaskan dia, sebab ia kaya, ganteng dan sangat sayang pada saya.” Atau Anda yang pria berkata, “Dia memang tidak seiman, tetapi ia cantik sekali. Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya. Ia semangat hidupku, aku tidak akan bisa dapatkan lagi wanita seperti dia di dunia ini!”

Ah, jika Anda memiliki pendapat seperti itu, Anda harus ingat pengorbanan Kristus di kayu salib. Dia rela meninggalkan indahnya surga, lalu datang ke bumi ini, dan rela mati di kayu salib untuk Anda dan saya! Pengorbanannya sungguh luar biasa. Ia minta pada kita semua untuk memelihara harta yang paling berharga dalam hidup kita, yaitu keselamatan yang sudah ia berikan secara gratis. Yang Ia minta adalah hidup yang kudus, benar, dan berkenan kepada-Nya.

Renungan:
Kalau Anda sudah terlanjur memiliki kekasih yang berbeda agama, terus Anda sudah merasa tidak sanggup untuk menobatkan dia, tinggalkan saja, karena berbahaya jika diteruskan, nanti malahan Anda yang berpaling. Jangan pernah takut mengambil keputusan, karena percayalah Allah akan memberi yang terbaik pada Anda. Hanya satu yang paling penting, percayakanlah seluruh hati dan hidup Anda pada-Nya!
Meraih itu sangat mudah, tetapi mempertahankan butuh suatu perjuangan!

Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Minggu, 29 Maret 2015

Kekuatan, Kasih dan Ketertiban.

1 Timotius 1:7 
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Ada banyak atau bahkan terlalu banyak hal di dunia ini yang dapat membuat kita  takut, kecut, dan diam tak berdaya. Ada banyak alasan untuk merasa takut dan lantas bersembunyi. Ada banyak alasan untuk kuatir dan putus asa, kemudian bersikap pasif atau statis saja.

Namun hari ini kita kita diingatkan bahwa Tuhan Allah tidak memberi kita roh ketakutan, melainkan Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Alih-alih menyuruh kita diam dan sembunyi, Tuhan Allah memberikan RohNya untuk memampukan kita bangkit dan bergerak, menghadapi masalah yang ada dan berkarya nyata di dunia. Namun agar kita dapat bangkit maka yang pertama harus dilawan adalah rasa takut, malas, atau tak berdaya itu sendiri.

Baiklah kita camkan kepada diri sendiri: bersama Tuhan kita bisa. Bersama Tuhan kita sanggup menghadapi realitas dunia ini, masalah dan tantangan apapun juga. Mungkin jumlah kita sedikit, tenaga dan dana kita sendiri terbatas, pengalaman kita kurang. Namun Allah  dengan RohNya membangkitkan dari dalam diri kita kekuatan, kasih dan disiplin menghadapi realitas, masalah dan tantangan itu. Sebab itu jangan lagi merasa diri terlalu lemah dan tak mampu berbuat apa-apa.

Doa:
Ya Tuhan, kami bersyukur sebab Engkau memberikan kami RohMu. Bangkitkanlah dalam diri kami kekuatan, kasih dan disiplin. Jadikanlah kami kuat dan tangguh. Bentuklah dan latihlah kami menghadapi masalah dan tantangan. Penuhi hati kami dengan damai dan kasih serta sukacita. Dan bantu kami selalu mendisiplinkan diri kami. AMIN.

"Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;  Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong engkau;  Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan."  (Yesaya 41:10)